SIANTAR | Wahanainfo.Com – Bisa terjadi anak mungkin melewati atau terlambat vaksinasi sesuai jadwalnya. Sangat mengetahui jadwal imunisasi yang harus diberikan pada anak usia 1-5 tahun dan mengetahui bagaimana risiko merawat bayi tanpa imunisasi.
Bisa jadi karena alasan kesulitan mendapat akses terhadap vaksin, atau tidak mengetahui bahwa dosis vaksin tambahan memang diperlukan.
Apa saja resiko bayi jika tanpa imunisasi?
Sudah umum diketahui, Imunisasi penting bagi kekebalan tubuh bayi. Tidak hanya batuk pada anak, tetapi terdapat berbagai penyakit berbahaya dan mematikan di dunia ini yang perlu dihindarkan dari Si Kecil.
Menurut UNICEF beberapa akibat kurang menyenangkan yang dapat dihadapi anak jika tidak memperoleh imunisasi,
1. Rentan Penyakit Serius
Ketika anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap tepat waktu, ia bisa mudah terserang berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Misalnya hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri.
Selain itu, anak-anak juga rentan terhadap berbagai masalah kesehatan lainnya. Misalnya, ketika seorang anak menderita campak, komplikasi seperti diare, pneumonia, kebutaan, dan malnutrisi sering terjadi.
2. Pengaruh ke Anggota Keluarga Lain
Merawat bayi tanpa imunisasi dapat berpengaruh ke anggota keluarga lain. Ketika bayi tidak diimunisasi dan ia menderita sakit, orang-orang di sekitar pun bisa tertular dan menderita penyakit yang sama, bahkan bisa lebih parah.
Orang dewasa di sekitar bayi adalah sumber paling umum dari infeksi pertusis (batuk rejan) pada bayi, dan kasus ini mematikan bagi bayi. Ketika anak divaksinasi, Moms berarti melindungi diri sendiri, bayi, keluarga, dan semua orang di lingkungan terdekat.
3. Kontribusi terhadap Wabah
Dalam artikel Yusneri, SKM, MM dari Kementerian Kesehatan untuk UNICEF, disebutkan bahwa kasus penyakit menular di antara kelompok rentan dapat menyebabkan wabah komunitas yang lebih luas.
Inilah sebabnya mengapa masih diharuskan memvaksinasi anak-anak terhadap polio. Ketika lebih banyak anak melewatkan vaksinasi mereka, penyakit yang telah menurun selama bertahun-tahun bisa tiba-tiba muncul lagi.
4. Biaya Medis Tinggi
Hal yang menjadi pertimbangan bahwa penyakit yang diderita bayi tidak hanya berdampak langsung pada individu dan keluarga, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang tinggi bagi masyarakat secara keseluruhan.
Merawat bayi tanpa imunisasi membutuhkan biaya yang mahal dan memakan waktu. Misalnya, difteri akan memerlukan perawatan segera di rumah sakit untuk mengobati penyakit ini dan komplikasinya. Pasien ditempatkan di ruang isolasi dan membutuhkan obat-obatan khusus.
Penyakit campak rata-rata dapat bertahan hingga 15 hari, biasanya dengan lima atau enam hari kerja atau sekolah yang terlewatkan.
Orang dewasa yang terkena hepatitis, kehilangan rata-rata satu bulan kerja. Dalam kasus bayi yang lahir dengan CRS, mereka akan membutuhkan perawatan seumur hidup dan bantuan medis dan terapi yang mahal.
5. Penurunan Kualitas Hidup
Risiko lain dari merawat bayi tanpa imunisasi, yaitu terjadinya penurunan kualitas hidup Si Kecil pada masa depan.
Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup. Misalnya campak dapat menyebabkan kebutaan.
Kelumpuhan adalah gejala paling parah yang terkait dengan polio karena dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian.
6. Harapan Hidup
Vaksinasi yang tidak lengkap berkontribusi terhadap penurunan angka harapan hidup, sedangkan vaksinasi lengkap pada balita memengaruhi peningkatan angka harapan hidup.
Data menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap saat kecil, lebih mungkin untuk tertular berbagai penyakit lain. Ia pun mengalami penurunan harapan hidup.
7. Kesulitan Sekolah
Anak bisa menderita kerugian dengan ditolak dari sekolah yang mewajibkan syarat vaksin. Beberapa negara mengharuskan orang asing yang berkunjung untuk diimunisasi secara lengkap.
Demikian informasi yang dirangkum, semoga bermanfaat bagi Moms. Selain imunisasi, jaga pula kesehatan Si Kecil dengan produk perawatan anak berkualitas. (Dedy Pohan)